09 Agustus 2017

RAI: Pesawat R-80 Dikirim ke Maskapai Pada 2025

09 Agustus 2017


Model pesawat penumpang R-80 (photo : Detik)

Terbang perdana 2022

Jakarta (ANTARA News) - Pesawat terbang penumpang bermesin turboprop R-80 yang dikembangkan PT Regio Aviasi Industri (RAI) ditargetkan mulai dikirim kepada maskapai pemesan pada 2025 setelah mendapat sertifikasi penerbangan.

Deputi Direktur Keuangan Urusan Pendanaan PT RAI Desra Firza Ghazfan mengatakan uji coba penerbangan perdana ditargetkan pada 2022 kemudian setelah memiliki sertifikasi penerbangan, pesawat R80 siap dikirim.

"Tahun 2022 kita rencana first flight kemudian sertifikasi. Tahun 2025 kita mulai deliver ke maskapai-maskapai," kata Desra saat ditemui Antara di Habibie Festival JI Expo Kemayoran, Senin.

Ia menyebutkan sejumlah maskapai, seperti NAM Air, Kalstar, Trigana Air dan Aviastar sudah menyatakan minatnya untuk memesan total hingga 155 unit pesawat R-80 melalui Letter of Interest (LOI).

Ada pun maskapai NAM Air memesan pesawat R-80 sebanyak 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit.

Pengembangan pesawat R-80 resmi masuk dalam proyek strategis nasional pada 2017 dengan kebutuhan pendanaan mencapai 1,5 miliar dolar AS. Pesawat ini merupakan pengembangan dari pesawat N-250 dalam usaha untuk membangkitkan kembali industri dirgantara di Indonesia.

Pesawat R-80 yang menggunakan mesin twin-turboprop merupakan jenis pesawat berkapasitas 80 hingga 92 penumpang dengan target pasar menengah regional.

Keunggulan pesawat ini dari pesaing terdekatnya, yaitu ATR-72 yang digunakan Garuda Indonesia, antara lain lebih efisien, nyaman dan ekonomis terutama untuk jarak dekat dengan jarak tempuh 400-800 nautical mile atau sekitar 1400-1500 kilometer.

"Kalau terbang jarak dekat dengan Boeing 737 tapi hanya setengah penumpang yang terisi, harga tiket otomatis akan lebih mahal karena untuk mengisi kekosongan. Untuk jarak dekat, pesawat baling-baling lebih ekonomis," papar dia.

(Antara)

13 komentar:

  1. Maju terus industri aviasi indonesia...
    Maju terus Mr. Habibie...
    Maju terus R80 The next N250...

    BalasHapus
  2. masih kalah lar ngan proton...dapat terbang 10.000 km

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jgn gitu kawa,proton tin milo tuh pernah tewaskan F22 USA ...kih kih kih

      Hapus
    2. Wong edan wae sing ora iso beda pesawat ama mobil...

      Hapus
    3. Proton mampu buat kete kebal Abram jadi besi buruk.. kete proton sememang Haibat..

      Hapus
  3. Tahun segitu ya ATR-72 udah keluar varian baru, seperti ATR 72–600 yang peningkatan avioniknya lumayan

    BalasHapus
  4. Knp lebih pilih turboprop ketimbang turbofan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sperti tertulis diatas, pesawat baling2 atawa mesin turboprop lbh ekonomis alias irit bbm.
      tidak memerlukan landasan pacu yg panjang.paling mesinnya brisik tapi gak sebising jet.

      Hapus
  5. The question is where they build the plane? Any one could inform it?

    BalasHapus
  6. uda ckp lama brita klaim 155 unit itu bredar.konon gegare klaim tsb bikin pt itu tuch bak kbakaran jenglot👾haha!

    baguslah walo dr akar yg sama. yg guwe harepin adalah kompetisi🚥.
    kalo gak ada lawannya,guwe kwatir yg itu jd besar zidat ntar haha!😄


    BalasHapus
  7. Semoga pembiayaannya tetep dari swasta dan pemerintah gak tertarik beginian karena hanya embel2 buatan anak bangsa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nahh ....soal modal pesawat R 80 butuh dana $ milyaran us dolar itu baru modal utama bellom tetek bengek ini itu bisa bengkak gak karuan ...mungkin dana haji berjumlah $ 9 miliar us dolar mau di putar buat proyek gak jellas . Kita tahu mantan president habibe mondar mandir ke istana sudah ada kabar manis broo hehe....

      Hapus