08 April 2017

TNI AU Perkuat Zona Identifikasi Pertahanan Udara

08 April 2017

Konsep ADIZ Indonesia baru (image : DilMil)

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa pihaknya akan memperkuat Zona Identifikasi Pertahanan Udara (Air Defense Identification Zone/ADIZ) untuk memaksimalkan pengamanan wilayah udara nasional.

"Saat ini kita memang masih mengikuti ADIZ yang ditetapkan pada 1960, yakni untuk area Jawa saja. ADIZ tersebut, berada di Madiun," katanya, menjawab ANTARA News, usai memberikan pengarahan kepada seluruh penerbang TNI Angkatan Udara yang terlibat dalam peringatan HUT ke-71 TNI AU, di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, untuk mengamankan wilayah udara nasional TNI AU akan menggelar kekuatan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), antara lain Ranai, Tarakan dan Morotai.

"Nah, di masa mendatang ADIZ itu akan kita tetapkan di wilayah pintu, di wilayah ZEE, dengan tujuan siapapun yang akan melintas masuk ke wilayah Indonesia melalui pintu itu harus menyebutkan identitasnya. ADIZ kan tujuannya itu," tuturnya.

Ia pun menambahkan ada beberapa titik untuk penetapan ADIZ yakni sebelah utara Natuna, sebelah selatan Kupang.


ADIZ Indonesia 1960 (image : DilMil)

"Namun, dalam waktu dekat ini kita programkan penetapan ADIZ di sebelah barat Kepulauan We," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, ia mengatakan jumlah pelanggaran wilayah udara nasional pada 2016 mengalami penurunan.

"Jika tahun sebelumnya mencapai ratusan, maka kini jumlahnya puluhan. Itu karena sistem radar kita sudah cukup bagus," ujarnya.

TNI Angkatan Udara telah menyusun dan mengajukan konsep zona identifikasi pertahanan udara yang maksimal, mencakup seluruh wilayah kepulauan dan ZEE sejauh 200 mil laut dari garis dasar pantai.

Konsep Indonesia ADIZ itu telah disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara kepada Panglima TNI sejak dua tahun lalu, dan masih menunggu tindak lanjut dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Perhubungan.

ADIZ Indonesia tidak lagi hanya bersifat parsial berupa lingkaran kecil per kepulauan seperti ADIZ untuk Pulau Jawa saat ini, melainkan berbentuk lingkaran besar mencakup ruang udara dari Sabang hingga Merauke. Dengan konsep ini Indonesia dapat mengontrol seluruh ruang udaranya secara maksimal pula. 

"Tentu ADIZ perlu didukung peralatan, sarana, yang mumpuni, seperti antara lain radar. TNI AU telah mengajukan program yang telah lama diproyeksikan, yaitu penambahan 12 satuan radar. Saat ini ada 20 satuan radar di seluruh Indonesia," demikian Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

(Antara)

18 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Lha masak Pulau We yang diutamakan . Lebih mendesak di utara Natuna . Kabarnya pulau buatan china juga punya potensi di pasang ADIZ .Harusnya kita mendahului langkah China . Masak nanti mau mendarat di Ranai harus lapor dulu sama China?...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @unkwnon

      Sebenarnya dulu sudah ada yang lebih dulu mengumumkan memiliki ADIZ...tapi sayang sekarang ybs masuk bui dan ADIZ-pun lepas lagi

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Hadeuh...udah 4 jam masang umpan, belon ada yang nyangkut juga...

      Hapus
  3. Peta ADIZ gambar pertama belum ideal krn Natuna dan Ambalat masih diluar lingkaran merah, seharusnya jgn disebut konsep ideal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kira kira maksudnya apa ya om kok natuna n ambalat blom masuk adiz..?? 😐

      Hapus
    2. Kl untuk Natuna mungkin krn FIR masih dipegang Singapura dan Malaysia mas,brt hrs memperbaiki sarana prasarana spt radar, dll dn jg SDM nya, br ambil alih FIR br bisa establish AFIZ, mungkin lho ☺

      Hapus
    3. Susah menerapkan ADIZ di Natuna. Semua penerbangan domestik antar Malaysia Timur dan Malaysia Barat kalau harus diidentifikasi agak susah dan bikin ribet. Kecuali kita ada interkoneksi dengan sistem Malaysia. Kalau yang lewat business jet, setelah selesai ngasih pertanyaan malah mungkin sudah masuk wilayah udara Malaysia lagi. Don't forget: "Perjanjian antara Republik Indonesia dan Malaysia tentang Rejim Hukum Negara Nusantara dan Hak-Hak Malaysia di Laut Territorial dan Perairan Nusantara serta Ruang Udara di atas Laut Territorial, Perairan Nusantara dan Wilayah Republik Indonesia yang terletak diantara Malaysia Timur dan Malaysia Barat" tahun 1982.

      Tujuan ADIZ menambah keamanan, bukan masalah. Salah satu alasan Ambalat tidak masuk IMHO. Lihat saja contoh di utara. Didn't solve anything did it? Just increase tension.

      Hapus
    4. @IRS , yang namanya perjanjian bisa dirobah . tergantung kit amau tetap dilanjutkan atau tidak.Kalau sudah tak sesuai dengan keadaan sekarang ya batalkan saja .

      Hapus
    5. There are Primary and Secondary Surveillance Radars needed.
      The Secondary will obtain plane's identification from transponder they carry.
      And need a squadron or flight of interceptor in standby.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Konsep ADIZ indonesia baru dari sabang sampai maroeke jaminan penuh anti invasi asing buat masa panjang .buat bangsaku Harus dapat dukungan politek penuh dari pemerintah .

    BalasHapus
    Balasan
    1. tumbeng politek biasanye politec. ente om antiembalgo bnelan ape bo'ongan om haha!

      Hapus
  6. Terlalu luas kawasan yg perlu dijaga oleh indonesia... indonesia perlu kuatkan ekonomi setaraf china... kalau tgk kpd tenaga kerja yg ramai dan murah... indonesia boleh jadi kaya.. fokus pada pembangunan ekonomi juga.. keluarkan produk2 pengguna.. seandainya sudah kaya baru seronok menghasilkan senjata2 canggih.. sekiranya tiada pakar dari dalam negara indonesia.. pakar pakar luar khususnya dari negara islam lain diambil...

    BalasHapus
  7. Terlalu luas kawasan yg perlu dijaga oleh indonesia... indonesia perlu kuatkan ekonomi setaraf china... kalau tgk kpd tenaga kerja yg ramai dan murah... indonesia boleh jadi kaya.. fokus pada pembangunan ekonomi juga.. keluarkan produk2 pengguna.. seandainya sudah kaya baru seronok menghasilkan senjata2 canggih.. sekiranya tiada pakar dari dalam negara indonesia.. pakar pakar luar khususnya dari negara islam lain diambil...

    BalasHapus
  8. Smoga terlaksana... ADIZ,Walaupun blm spnuhnya maksimal. FIR yg dikontrol singapura dn malaysia diambil blk sepenuhnya. Baru ADIZ MUTLAK berkesan maksimal. Semoga dn semoga trlaksana secepatnya.. Aminn... Amin.... Goo.. Gooo... TNI

    BalasHapus
  9. Bro itu di artikel sudah disebut tentang ADIZ khusus untuk Natuna, Kupang.

    BalasHapus