03 Juli 2015

Anggaran TNI 2016 Rp 101 T, Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista Dapat Porsi Besar

03 Juli 2015


Prediksi anggaran tahun 2016 adalah Rp 101 triliun atau naik 4,5% terhadap tahun 2015 (photo : Merdeka)

Anggaran di Atas Rp 100 Triliun, TNI Fokus Rawat Alutsista

Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, tahun 2016 anggaran TNI sebesar Rp 101 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 96,6 triliun.

"Tahun 2016 sudah ter-deploy kurang lebih Rp 101 triliun," ujarnya ketika ditemui di Ruang Tamu Panglima TNI, Jakarta, Kamis (2/7).

Anggaran tersebut, menurut Moeldoko, nantinya akan diarahkan untuk membiayai program-program pada rencana strategis pemeliharaan dan perbaikan seluruh jenis alat utama persenjataan TNI. Pemeliharaan pesawat-pesawat milik TNI Angkatan Udara masuk dalam rencana strategis tersebut.

Anggaran pemeliharaan ini menurut Moeldoko tidak kalah besar dengan anggaran pembelian alutsista baru. 

Khusus untuk pesawat seperti Hercules yang tergolong tua, ia berharap ke depan TNI dapat mengawasi dan mengukur secara rinci jam terbang pesawat-pesawat tersebut. 

"Per item, per menit, per jam, per hari pakainya semua harus tercatat dengan baik. Ini memang perlu anggaran yang tidak sedikit, tapi harus seperti itu," ujarnya. 

Tak hanya renstra pemeliharaan dan perbaikan alutsista, TNI juga telah menyusun dua renstra lain yang harus sudah tercapai pada tahun 2019, yaitu renstra pengembangan dan pembangunan kemampuan TNI serta renstra pembangunan kesejahteraan prajurit.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyatakan, anggaran TNI bahkan bisa di atas Rp 200 triliun. Namun syaratnya pertumbuhan ekonomi harus menyentuh level 7 persen. 


Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Indonesia menurutnya harus tetap mempertahankan stabilitas keamanan dan politik.(CNN Indonesia)

Anggaran Alutsista Indonesia Rp12 Triliun

Metrotvnews.com, Jakarta: Alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI kembali disorot setelah pesawat Hercules C130 jatuh di Medan, Sumatera Utara. Publik mengkritik pemerintah yang memilih hibah alusista dari negara lain ketimbang membeli baru.

TNI memang terus berusaha melakukan pemeliharaan dan memodernisasi alutsistanya. Tapi anggaran yang disediakan hanya sekitar Rp12 triliun.

"Dari Rp102 triliun anggaran TNI, yang nyata dipakai untuk alutsista cuma Rp12 triliun," kata anggota Komisi I DPR TB Hasanudin di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (2/7/2015).

Jika dilihat secara keseluruhan, anggaran pertahanan tampak besar. Namun dari Rp102 triliun anggaran yang ada, hanya 77 persen untuk anggaran TNI. Itu pun dibagi untuk Mabes TNI dan tiga matra yang ada.

"Nah, Angkatan Udara contohnya. Anggarannya Rp13 triliun, Rp3,5 triliun untuk gaji, Rp6 triliun belanja barang seperti latihan, beli suku cadang, perawatan. Cuma Rp3,7 triliun belanja modal. Itu yang untuk beli alutsista," jelas purnawirawan Jenderal TNI ini.

Angka ini sangat menyedihkan jika dibandingkan dengan kebutuhan modernisasi alutsista TNI. Untuk AU, anggaran tersebut hanya mampu untuk membeli dua unit F-16 baru yang harga satuannya Rp1,5 triliun.

"Sedangkan anggaran untuk Angkatan Laut Rp4,02 triliun, dan untuk Angkatan Darat Rp4,9 triliun," kata dia.

Karena itu, Hasanudin berharap, Presiden Joko Widodo segera merealisasikan rencana menaikkan anggaran untuk TNI hingga 1,5 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia. Jika begitu, anggaran TNI akan mencapai Rp150 triliun per tahun.

"Nah itu jangan dipakai untuk macam-macam. Anggaran Rp50 triliun itu dilarikan ke alutsista. Kan lumayan, naik jadi Rp62 triliun untuk alutsista," kata dia.


Anggaran pertahanan TNI memang sangat kecil. Bahkan jika dana aspirasi untuk dewan diloloskan dengan pagu Rp20 miliar per dewan di APBN, anggaran pembelian senjata TNI sama dengan total pagu dana Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan: sekitar Rp12 triliun. (MetroTVNews)

Fregat Van Speijk class (photo : US 7th Fleet)

Kasal: Alutsista TNL AL 50 persen butuh peremajaan

Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan bahwa kapal perang jenis fregate milik TNI AL sudah terlalu tua. Namun kapal fregate sudah melakukan peremajaan mesin.

"Untuk alutsista TNI AL kita anggap 50 persen membutuhkan peremajaan, tetapi sebelum peremajaan juga melaksanakan pemeliharaan. Untuk yang paling tua adalah kapal fregate yang dulu bekas dari Belanda," kata Ade Supandi di Kantor Panglima TNI, Jakarta, Kamis (2/7).

Menurut Ade, kapal fregate masih bisa digunakan untuk berpatroli sampai pada tahun 2020 mendatang. Sehingga kemampuan kapal fregate dalam operasi laut terus berkurang. 

"Bukan karena momentum ini tapi memang sudah masuk MEF (minimum esential force) untuk peremajaan kapal-kapal angkatan laut," ujar dia.

Sebelumnya, anggota komisi I DPR Tb Hasanuddin menyatakan seluruh alutsista yang dimiliki TNI sudah uzur, maka perlu dilakukan pembelian yang baru. Hal itu karena pesawat Hercules C-130 nomor seri A-1310 jatuh di Medan buatan tahun 1964. (Merdeka)

4 komentar:

  1. jendral dapet,komisi 1 dapet,konsultan dapet, siape lagi dapet??? gini lah indo makannya modernisasti lambat banget.... wartawan yg goyang2x dikit di media dapet juga :D

    BalasHapus
  2. Kapan nih beli rudal jarak menengah s300

    BalasHapus
  3. tak ada nampaknya bro, lagi mikir-mikir, cukup tidak-cukup tidak, tidak cukup, tak jadi deeh..

    BalasHapus