26 Oktober 2010

Super Tucano Akan Tempati Skuadron 21 di Malang

26 Oktober 2010

Super Tucano pesawat dengan tipe Counter Insurgency (photo : Militaryphotos)

Pesawat Super Tucano Buatan Brasil Tempati Skuadron 21 Malang

MALANG--MICOM: Sebanyak 16 pesawat latih serang tempur Super Tucano A-29 buatan Brasil segera menggantikan pesawat tempur Oviten-10F Bronco buatan Amerika Serikat yang sudah di-grounded.

Komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI-AU Abdul Rahman Saleh Malang, Marsekal Pertama Dwi Putranto menjawab pertanyaan Media Indonesia, Senin (25/10) malam mengatakan pesawat Super Tucano tersebut akan melengkapi alutsista TNI-AU di Skuadron 21 yang sebelumnya diisi OV-10F Bronco.

Sejauh ini persiapan sudah dilakukan. Tim dari negara asal produsen pesawat Super Tucano dalam waktu dekat segera datang ke Lanud Abdul Rahman Saleh guna melihat fasilitas yang ada.

Fasilitas yang akan dilihat itu di antaranya menyempurnakan hanggar dan parkir pesawat di Skuadron 21, serta menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. "Diharapkan pada 2011 sudah ada pembangunan fasilitas untuk 16 pesawat," tegasnya.

Ia menjelaskan pesawat Super Tocano memiliki kelebihan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat atau memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat.

Pesawat propeler mesin tunggal buatan Empresa Brasiliera de Aeronautica, Brasil, ini memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh, sehingga bisa diteruskan untuk misi penghancuran oleh pesawat tempur lainnya.

Setelah fasilitas disiapkan, maka langkah selanjutnya menyiapkan sumber daya manusia, termasuk pilot. Pilot-pilot yang akan menerbangkan Super Tocano sebelumnya dilatih di negara produsen yakni Brasil.

Sejauh ini pilot Oviten untuk sementara waktu selama grounded dibagi ke kesatuan. "Setelah Super Tocano datang, mereka akan ditarik kembali," tukasnya. (BN/OL-8)

(Media Indonesia)

2 komentar:

  1. hahaha pesawat ini nak perang lawan malaysia.

    BalasHapus
  2. Pembelian pesawat sejenis ini lebih realistis,daripada membeli pesawat canggih yang mahal,semntara dana pengoperasian dan perawatan terbatas,toh akhirnya pesawat yang secanggih apapun jadi ompong juga..

    BalasHapus