21 Agustus 2010

Sriti : UAV Baru untuk Pengawasan Kelautan

21 Agustus 2010

Pesawat ini rencananya akan digunakan kementerian kelautan dan perikanan untuk pengawasan laut indonesia. (photo : Defense Studies)

Sriti, Pesawat Bikinan Anak Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com — Sriti, pesawat tanpa awak hasil ciptaan putra Indonesia, diperkenalkan pada R&D Ritech Expo 2010, Sabtu (21/8/2010). Menurut Teguh, salah seorang engineer dari BPPT, Sriti adalah pesawat kelima yang telah dibuat BPPT.

"Ini pengembangan yang kelima, sebelumnya ada Pelatuk, Wulung, Gagak, dan Alap-alap. Namun, walaupun sudah lima pesawat yang diciptakan, baru Sriti yang akan diberdayagunakan oleh pemerintah. Belum ada yang dipakai, baru Sriti ini yang rencananya akan dipakai pemerintah," ujar Armanto, salah seorang engineer lainnya.


Remote control untuk pengendalian Sriti (photo : Defense Studies)

Rencananya, pada bulan November nanti Sriti akan digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan zona laut terluar Indonesia. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi lagi penerobosan kapal-kapal asing.

"Kita akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan laut terluar indonesia," ujar Armanto lebih lanjut.
Monitor kontrol untuk pengendalian Sriti (photo : Defense Studies)

Sriti berbahan bakar methanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Srinti adalah 45 km. Pengendalian pesawat menggunakan Ground Control Station (GCS).

GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat. Saat di udara, Srinti bergerak autonomus, sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Pergerakan peswat ini menggunakan software Dynamic c# dengan prosesor Rabbit 4000 yang telah dikembangkan oleh tim BPPT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar